Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop

(Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006)

Yudhis M. Burhanudin *
balipost.co.id

Pramoedya Ananta Toer telah pergi untuk selamanya pada Minggu (30/4) lalu akibat serangan jantung. Dia seorang sastrawan yang cukup produktif dan sempat hidup di empat era berbeda — masa-masa prakemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Reformasi. Tentang Pram, demikian panggilan akrab sastrawan senior ini, sudah ada beberapa catatan khusus mengenai dirinya, dari biografi singkat sampai catatan khusus tentang karya-karyanya. Lanjutkan membaca “Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop”

Pram, Buku dan Sastra Rasa Penjara

Catatan Buku Biografi Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)

Rama Prabu *
oase.kompas.com

Membincangkan Pramoedya Ananta Toer atau lebih dikenal Pram memang tak ada habis-habisnya, terbukti satu lagi buku biografi menambah khasanah dalam hal itu. Pram memang menarik untuk dibahas, dari sudut manapun terlebih jalan hidupnya yang berliku tak sewajarnya sebagai seorang tokoh perjuangan yang pada akhirnya lebih memainkan penanya dari pada terjun langsung dalam kancah politik nasional. Tapi jangan dikira, Lanjutkan membaca “Pram, Buku dan Sastra Rasa Penjara”

Pertukaran Pendapat antara Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer

Pertukaran Pendapat antara Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer

Betapa superfisialnya retorika Neo Pujangga Baruisme Goenawan Mohamad dibanding bahasa otobiografis Pramoedya Ananta Toer! Kita bisa gampang menilai siapa yang cuma berbasa basi dalam pertukaran pendapat di bawah!!! (Saut Situmorang)

Surat Terbuka buat Pramoedya Ananta Toer

Goenawan Mohamad
Tempo, Edisi 000409-005/Hal. 96 Kolom Lanjutkan membaca “Pertukaran Pendapat antara Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer”

MENGUAK TRADISI MENULIS PESANTREN

K.H. A. Azis Masyhuri

Indahnya Menuangkan Gagasan dalam Tulisan

“Menulis adalah sebuah eksotisme, bahkan membuat segala sesuatu menjadi indah”. Begitulah kata Tahar Ben Jelloun. Dan memang aktifitas menulis pada dasarnya merupakan salah satu pilihan berkreatifitas yang cukup menantang dalam rangka aktualisasi diri bagi mereka yang bergelut dengan dunia pengetahuan dan intelektualitas. Termasuk di dalamnya masyarakat pesantren, yang sejak awal sejarahnya memang memfokuskan diri pada kajian keislaman. Dalam konteks ini, setidaknya ada dua alasan penting mengapa aktifitas menulis menjadi hal yang menarik. Lanjutkan membaca “MENGUAK TRADISI MENULIS PESANTREN”