[PUstaka puJAngga]


Desa Kendal-Kemlagi, KaranggenengJl. Raya Makam Sunan Drajad – Sukodadi,Lamongan, Jawa Timur, Indonesia.
Nurel Javissyarqi | Buat Lencana Anda

http://nurelj.blogspot.com/
http://nureljav.blogspot.com/
http://sayap-sembrani.blogspot.com/
http://sastrarevolusioner.blogspot.com/

Nurel Javissyarqi, lahir di desa Kendal-Kemlagi, Karanggeneng, Lamongan, 8 Maret 1976, dengan nama lahir Nur Laili Rahmat. Sejak kecil senang mendengar dongeng, terutama kisah Kuda Sembrani yang dituturkan buyutnya, Kasipah (almarhum) di dusun Kemlagi. Abahnya (pensiunan) Pengawas Pendidikan Agama Islam, Drs. H. Tarsan, emaknya Hj. Siti Khotijah berdagang di Pasar Pahing Sungelebak. Ia anak pertama dari empat bersaudara, adik-adiknya: Ismiyati Mukarromah, Iftitahur Rohmah, Arif Setiawan. Ia dikaruniahi empat anak: Ahmad Syauqillah, dari istrinya yang pertama (ia bercerai dengan Isti Anisa’), lalu menikah kembali dengan maskawin sebuah puisi, bertitel “Sajak Maskawinku Demi Lathifa Akmaliyah,” lantas dikaruniahi anak bernama Ichsa Chusnul Chotimah, Wislawa Dewi, Javissyarqi Muhammada, dari istrinya Lathifa Akmaliyah M.Pd. Bersamanya, tinggal di dusun Pilang, Tejoasri, Laren, Lamongan, Jawa Timur, pulau terpencil yang dikelilingi aliran Bengawan Solo, setengahnya lingkaran (sebelah utara) aktif arusnya, setengahnya lagi (sisi selatan) sudah tidak bergejolak.

Awalnya ingin jadi pelukis dari kegemaran menggambar sejak belia. Saat di bangku Ibtidaiyah, siangnya diisi menggembala, dimasa sekolah Madrasah Tsanawiyah, sorenya masuk di Sanggar Alam, diasuh pelukis Tarmuzie 1989. Ia sempat berpameran lukisan tahun 1990, 1991, (vakum lama, berpameran lukis lagi ditahun 2001 di Yogyakarta, dan Lamongan). Tahun 1993 hijrah ke Jombang masuk Aliyah Negeri 4, tepatnya 1994 belajar menulis secara autodidak oleh hasratnya melukis tidak tersalurkan di Pesantren Al-Aziziyah, Denanyar, pengasuh K.H.A. Aziz Masyhuri (almarhum), seorang penulis, penyunting, dan penerjemah kitab-kitab Arab klasik. Tahun 1995 akhir, mengembara ke Yogyakarta, di bidang lukis pernah dibimbing H. Harjiman (almarhum), dalam dunia kepenulisan, nyantrik kepada K.R.T. R.P.A. Suryanto Sastroatmodjo (almarhum), disamping bergabung di Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM). Ia jebolan kampus UWMY. Sempat di Santren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang, dan di Pesantren Kyai Ageng Muhammad Besyari, Tegalsari, Jetis, Ponorogo (menapak tilas Pujangga R.Ng. Ronggowarsito). Tulisannya, sempat tersebar di Solo Pos, Minggu pagi, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Pos Kita, Majalah Kuntum, Majalah MPA, Duta Masyarakat, Republika, Lampung Post, dst. Antologi bersamanya, Embun Tajalli (DKY 2000, bernama samaran Nurla Gautama), Gemuruh Ruh (antologi puisi bersama para penyair Lamongan, PuJa 2008), dll.

Buku-buku stensilan maupun cetakannya: Sarang Ruh (antologi puisi dikomentari Suminto A. Sayuti, dipengantari R.P.A. Suryanto Sastroatmodjo, 1999), Balada-balada Takdir Terlalu Dini (pengantar K.R.T. Suryanto Sastroatmodjo, FKKH, 2001), Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga (kumpulan aforisma dari tahun 1994-2004, diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Mrs. Enda Menzies, Welly Kuswanto, dan Agus B. Harianto 2004), Segenggam Debu di Langit (segugusan esai dan puisi, 2004), Sayap-sayap Sembrani (kumpulan prosa serta haiku, 2004), Kulya dalam Relung Filsafat (himpunan kata-kata mutiara, Bercermin pada Kalender Kearifan Leo Tolstoy 2004), Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana (bersusunan prosa dan esai, 2005), Batas Pasir Nadi (rangkaian puisi dan esai, 2005), Trilogi Kesadaran (esai kritik; Kajian Budaya Semi, Anatomi Kesadaran, dan Ras Pemberontak, PuJa 2006), Kitab Para Malaikat (antologi puisi dipengantari Maman S. Mahayana, PuJa 2007), Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (buku esai kritik, terbitan SastraNesia dan PuJa, 2011), Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia, esai kritik sastra, diterbitkan Arti Bumi Intaran dan PUstaka puJAngga 2017, Cetakan ke 2, juga bekerjasama Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo 2018, Proses kreatif saya bersama pelukis Tarmuzie, Penerbit PuJa, dan Pustaka Ilalang Group, 2019, dll.

Tahun 2000, mendirikan Komunitas Sastrawan Tugu Indonesia (KSTI) di Jogjakarta, lantas mendeklarasikan Lingkar Seni Budaya Muslim Indonesia, dan menjabat sekjen pada Forum Kajian Kebudayaan Hindis. Dan bersama Y. Wibowo sebagai pengkaji di Center For Social Democratic Studies (SCDS) Yogyakarta. Di tanggal 11 Juni 2001, puisi baladanya Di Bukit Pasir Prahara, dipanggungkan di Taman Budaya Surakarta, diiringi musik gamelan serta tari dibantu Komunitas Lapen 151 Yogyakarta. Naskah Teaternya dipentaskan di UNEJ dan IAIN Surabaya, dibulan Juli 2007, bertitel “ZAITUN; Cahaya di atas cahaya,” disutradarai Tomtom (almarhum, Teater Tiang Jember). Sempat mendirikan Majalah Gerbang Massa, Jurnal Sastra Timur Jauh, Jurnal Kebudayaan The Sandour, Forum Sastra Lamongan, bergabung di Kostela. Sering memberi pengantar buku lain, mengisi acara diskusi, seminar, menjadi juri lomba baca-tulis puisi, dan mengikuti festival sastra Nasional pun Internasional di dalam negeri. Pemimpin Penerbit PUstaka puJAngga (PuJa) http://pustakapujangga.com/ dan pengelola web http://sastra-indonesia.com/


***

Tinggalkan Balasan