Dan Intuisi Membisikkan Peluang Sang Legendaris

Selamat Jalan Pramoedya Ananta Toer…

IBM Dharma Palguna
balipost.co.id

SAYA seorang mahasiswa yang sedang menulis sebuah skripsi untuk menamatkan kuliah di Fakultas Sastra. Pramoedya Ananta Toer adalah nama yang langsung saya pilih tanpa keraguan sedikit pun. Setelah itu barulah memilih salah satu karyanya untuk dianalisis. Pilihan jatuh pada roman Perburuan. Ketika itu tahun 1984. Lanjutkan membaca “Dan Intuisi Membisikkan Peluang Sang Legendaris”

Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop

(Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006)

Yudhis M. Burhanudin *
balipost.co.id

Pramoedya Ananta Toer telah pergi untuk selamanya pada Minggu (30/4) lalu akibat serangan jantung. Dia seorang sastrawan yang cukup produktif dan sempat hidup di empat era berbeda — masa-masa prakemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Reformasi. Tentang Pram, demikian panggilan akrab sastrawan senior ini, sudah ada beberapa catatan khusus mengenai dirinya, dari biografi singkat sampai catatan khusus tentang karya-karyanya. Lanjutkan membaca “Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop”

Pram, Buku dan Sastra Rasa Penjara

Catatan Buku Biografi Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)

Rama Prabu *
oase.kompas.com

Membincangkan Pramoedya Ananta Toer atau lebih dikenal Pram memang tak ada habis-habisnya, terbukti satu lagi buku biografi menambah khasanah dalam hal itu. Pram memang menarik untuk dibahas, dari sudut manapun terlebih jalan hidupnya yang berliku tak sewajarnya sebagai seorang tokoh perjuangan yang pada akhirnya lebih memainkan penanya dari pada terjun langsung dalam kancah politik nasional. Tapi jangan dikira, Lanjutkan membaca “Pram, Buku dan Sastra Rasa Penjara”

Pramoedya Ananta Toer: Hasil Kerja Bangsa Ini…Korupsi

Wawancara Pramoedya Ananta Toer oleh Triyanto Triwikromo

suaramerdeka.com

SIAPA bilang sastrawan Pramoedya Ananta Toer pikun? Jika pikun, pria kelahiran Blora, 6 Februari 1925 ini, pasti tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu. Jika pikun, pengarang tetralogi Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca ini tentu tidak mengingat sepatah pun kisah pelarangan karya-karyanya dan penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh tentara. Lalu, apa pendapat novelis yang berkali-kali dicalonkan sebagai penerima nobel kesusastraan ini? Berikut petikan perbincangan dengan dia di rumah asrinya, Jalan Warung Ulan, Bojong, Jawa Barat, belum lama ini. Lanjutkan membaca “Pramoedya Ananta Toer: Hasil Kerja Bangsa Ini…Korupsi”