Bagian 5: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia


(kupasan keempat dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Awal paragraf tersebut masih ingin diudar, maka kali ini menyoal kata ‘dan’ yang ada di dalamnya.

Dalam percakapan sehari-hari, kita tidak lepas menggunakan ‘kata penghubung,’ seperti ruang kerjanya nafas dengan tubuh, sewaktu memakai panca indra sebagai kesaksian, alat perundang-undangan juga pelaksanaannya. Pun perihal lain yang bergelayut, semata air anak-anak sungai beserta alirannya, dedaun bergoyangan oleh tiupan bayu, rasa penasaran yang diberkati misteri. Para pencari ilmu bergandeng dengan kesuntukannya, kasih sayang disambut kerinduan dalam, lelaki bercampur bersama perempuan, wewarna saling mematangkan sulaman makna kehidupan. Lanjutkan membaca “Bagian 5: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”

Bagian 4: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia


(kupasan ketiga dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Jika pembaca ingin paragraf awal IK saya kupas mendekati ampas, bisa dibilang sebelumnya baru separuh kurang. Untuk mempercepat akan dibelah di tengah atas asas ketidakmungkinan, barangkali keisengan nekat. Sebagaimana watak insan yang kerap membenarkan kekeliruannya dengan topangan meyakinkan pada saksi serta lawan bicara. Lanjutkan membaca “Bagian 4: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”

Bagian 3: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia


(kupasan kedua dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Kata ‘upaya’ dan ‘percobaan’ pada pembuka esainya, menampakkan kesan memandang SCB sangat perlu dibuktikan atas perjuangannya. Lagi-lagi orang cerdas lihai dalam mengola tulisannya, sehingga bentukan kabur itu bisa sampai di mana pun letak titik yang dimaui masa-masa pemberhentiannya. Pembelejetan ini ingin tahu sejauh apa bersungguh mendukung Sutardji atau sebuah peringatan, ataukah penghinaan. Maka saya menelanjanginya dari berbagai sudut demi melihat kilauan pancarannya. Lanjutkan membaca “Bagian 3: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”

Bagian 2: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia


(kupasan pertama dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Malam ini 16 Juni 2011 bertepatan gerhana bulan total, saya lanjutkan seirama berpulangnya kegelapan, dan udara dingin pelahan menjulurkan hawa kehangatan, seturut kemauan besar menulis. Alam memberi kesaksian dari kesilapan menemui ke-juntrung-an (kejelasan), bersila di kepunden kesadaran, titik terang sepertiga malam. Ini takkan balik seperti usia menyobek kalender nyawa, daun-daun gugur berkiblat hukum alam, yang dimaui rebah memeluk kepurnaan. Bukan langkah kemendadakan, namun hitungan mencapai keyakinan. Semuanya patut dikaji ulang sebelum dihidangkan kepada anak-anak jaman, yang diluruskan setegas keris keluar warangka. Lanjutkan membaca “Bagian 2: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”