Bagian 1: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia


Nurel Javissyarqi

“Kritik itu semacam saudara tidak muhrim (boleh dinikahi), dan ketika sudah menikah (mengkritik) masih dapat membatalkan wudhu-nya (masih dapat digugat balik). Jikalau kritik dari sesama muhrim bisa disebut nepotisme (perkoncoan), bukanlah kritik (karena tidak boleh dinikahi), atau pujiannya tidak mampu mempengaruhi nilai. Dan kritik yang berhasil, sekali sentuh di manapun, sanggup membatalkan seluruh bidang tubuh yang dikritisi.” (Nurel Javissyarqi, 2011). Lanjutkan membaca “Bagian 1: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”