(The Response to Book Entitle “Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (Sue Responsibility of Authorship of Sutardji Calzoum Bachri)”
By Mahmud Jauhari Ali
Translated by Agus B. Harianto
What is in your mind when you read the title above? Is it pattern of language? Shaman who is reciting a mantra? A man who was fulfilling his responsibilities? Or, what? Lanjutkan membaca “The Truth of Language, Mantra, and Responsibility”
Written by Nurel Javissyarqi
Translated by Agus B. Harianto
V
There are several Java’s mantra adopted from the doctrine values of Islam, if one of which is far from it should be, it will contaminate spiritual of its depths, such as the spell kulhu sunsang, taken from surah Al-Ikhlas, but distorted till turned a summersault aimlessly. Lanjutkan membaca “Sue Responsibility of Authorship of Sutardji Calzoum Bachri (V)”
: “MENGGUGAT TANGGUNGJAWAB KEPENYAIRAN” (Sue Responsibility of Authorship of Sutardji Calzoum Bachri) *
Written by Aguk Irawan MN **
Translated by Agus B. Harianto
Penyair-penyair itu diikuti orang-orang yang sesat. Tidakkah kau lihat mereka menenggelamkan diri dalam sembarang lembah khayalan dan kata. Dan mereka sering mengujarkan apa yang tak mereka kerjakan. Kecuali mereka yang beriman, beramal baik, banyak mengingat dan menyebut Allah dan melakukan pembelaan ketika didzalimi. (QS As-Syu’ara, 224-227) Lanjutkan membaca “Reviewing the Authorship of Sutardji Calzoum Bachri (SCB) from Nurel’s Book”
Written by Nurel Javissyarqi
Translated by Agus B. Harianto
IV
From quotation of Dr. Abu Hanifah’s writing, Menyambut Ceramah Mochtar Lubis, Renungan Tentang “Manusia Indonesia Masa Kini” at part Lahirlah Sumpah Pemuda:
“Buku ini ditulis (keterangan sebelumnya; ada membicarakan sifat-sifat manusia Indonesia, dalam cara seperti dikemukakan oleh Saudara Mochtar Lubis. Dicetak tahun 1920, Haarlem, pengarangnya Prof. J.C. van Eerde, guru besar Universitas Amsterdam dan Direktur dari Koloniaal Institute te Amsterdam. Lanjutkan membaca “Sue Responsibility of Authorship of Sutardji Calzoum Bachri (IV)”
