Surat-surat Pramoedya Ananta Toer dan Jendral Soeharto

: Mengenang Wafatnya Pramoedya Ananta Toer 5 tahun

Wandi Barboy Silaban *

30 April 2006 di Karet, 5 tahun lalu tepatnya, kembali Indonesia berduka. Ya, di sana terbujurlah sang pengarang yang namanya beberapa kali dicalonkan meraih kandidat nobel di bidang kesusastraan dunia. Tapi, kandidat tinggallah kandidat. Hingga akhir hayatnya, nobel pun tak kunjung jatuh ke tangannya. Lanjutkan membaca “Surat-surat Pramoedya Ananta Toer dan Jendral Soeharto”

Nobel Sastra, antara Pram dan Doris

Alimuddin
blog.harian-aceh.com

PENYERAHAN nobe sastra selalu memunculkan perdebatan setelahnya. Pro kontra bermunculan. Siapa yang lebih berhak dan apa alasannya menjadi tema ulasan?

Beberapa tahun belakangan, menjelang pemberian hadiah Nobel Sastra, nama Pramoedya Ananta Toer santer dibicarakan. Pramoedya menjadi satu-satunya sastrawan dar Indonesia yang menjadi nominasi beberapa kali untuk memdapatkan hadiah sastra paling prestisius itu. Akan tetapi, meski sering diunggulkan untuk mendapatkan nobel sastra, Pramoedya tidak pernah mendapatkan nobel itu sampai menghembuskan nafas terakhir di tahun 2006. Lanjutkan membaca “Nobel Sastra, antara Pram dan Doris”