“Kun Fayakun” ; Kata, Makna, beserta Rujukannya
Mahmud Jauhari Ali * Lanjutkan membaca “Memahami Keberatan Nurel dalam bukunya MMKI”
“Kun Fayakun” ; Kata, Makna, beserta Rujukannya
Mahmud Jauhari Ali * Lanjutkan membaca “Memahami Keberatan Nurel dalam bukunya MMKI”
Saya tak menyangka kalau buku “Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia” bakal dibedah di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Jangan-jangan ini lamunan saja, karena kebetulan tengah baca ulang buku susunannya ‘Paus Sastra Indonesia’ yang bertitel “Kontroversi Al-Qur’an Berwajah Puisi,” Grafiti 1995, tentunya lagi berseberangan. Lanjutkan membaca “Membayangkan Bedah Buku MMKI di PDS H.B. Jassin”
(kupasan ke empat dari paragraf lima dan enam, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi
I
Taufiq Ismail: “Enak jadi penyair daripada yang lain.”
A Mustofa Bisri: “Enaknya gimana?”
Taufiq Ismail: “Kalau orang baca syair sampean keliru, misalnya. Yang disalahkan ndak sampean, yang disalahkan dirinya sendiri.”
A Mustofa Bisri: “Wah saya ndak paham ini, terlalu tinggi.”
(Ceramah Gus Mus pada acara Haflah Seni dan Budaya dalam Peringatan Tahun Baru Islam 1428 H di Pekalongan). Lanjutkan membaca “Bagian 25: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”