Bagian 24 (III): Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia

Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013
Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013

(kupasan ke tiga dari paragraf lima dan enam, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Dialog Imajiner Mohammad Yamin tentang “Deklarasi Hari Puisi Indonesia.” (I-VII)

III
Yamin: “Kenapa tidak ambil data dari karya-karyaku, Nurel?”

Nurel: “Buku-buku Bapak berada di Lamongan, sedang saya kini di Ponorogo. Ya semoga sebelum catatan ini rampung, bisa pulang dulu ke kampung halaman.”

Yamin: “Kelanjutan daripada ini apa?”

Nurel: “Saya lagi memikirkannya Pak, tepatnya memilih beberapa kemungkinan.” Dan…
*** Lanjutkan membaca “Bagian 24 (III): Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”

Bagian 24 (II): Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia

Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013
Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013

(kupasan ke tiga dari paragraf lima dan enam, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Dialog Imajiner Mohammad Yamin tentang “Deklarasi Hari Puisi Indonesia.” (I-VII)

II
Di bawah ini saya gunakan beberapa pendekatan, ada dongengan bagi yang suka cerita, serta jalur lain. Terpenting tidak lepas dari harapan M. Yamin, yakni lima faktor yang memperteguh ikatan persatuan; sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan. Lanjutkan membaca “Bagian 24 (II): Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”

Bagian 24 (I) : Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia

Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013
Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole, 2013

(kupasan ke tiga dari paragraf lima dan enam, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi

Dialog Imajiner Mohammad Yamin tentang “Deklarasi Hari Puisi Indonesia.” (I-VII)

I
“Mungkin selera saya belum terbentuk dengan baik, pendapat saya mungkin keliru. Pokoknya Anda tahu bahwa saya terbiasa mengatakan terus-terang pendapat saya, atau lebih tepat perasaan saya. Saya curiga bahwa pendapat orang sering dipengaruhi ilusi, mode atau tingkah sesat. Sedangkan saya berbicara secara alamiah. Mungkin saja keadaan alamiah pada diri saya masih belum sempurna, namun boleh jadi juga pendapat alamiah ini masih sangat kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang.” (Voltaire, L’Ingénu, 1767, terjemahan Yayasan Obor Indonesia, Januari 1989). Lanjutkan membaca “Bagian 24 (I) : Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”