#

Written by Nurel Javissyarqi
Translated by Agus B. Harianto

The streets you through creating a new wind to the world. Leaf shook the sky, the flowers touch the clouds. And what is in the lips, sweeter than pure honey northern mountains. About where you’re going? Step lively as the golden deer for her partner.

Try to pull my feelings here, the land of my birth blessing beg foot. The sea to deliver a Dirly heart, although different seasons intact. In fact the rainy season had a similar winter, there are missed on the outskirts of the time, when all we leave it to the strain of the earth, so picturesque in plain colors.

Breath which led to understand each other, and understanding grains like a tropical breeze, the dew baby like snowflakes lull leaves into the arms of a perfect pleasure. Oh, how if you hear alunanku place, I assure you more and more flushed, by the strains of an inner voice that sounded sweet, on the sidelines of the most polite, hidden among the beautiful weather. And gaze so shy, the intoxicating cast my eyes on every call time, capturing the spirit of words.

Feel the heart moments that sometimes hunt and mengalung slowly, you’re middle kuruapi the previous person said, is the most sacred necromancy distance with a sharp blade. Remove all the pulses in the depths of your soul, let it fall to follow the strains of the middle wave kupadatkan poetry with time, because the real me male descendants eastern sky, a supernatural spirit oddity born ancestors.

You’re drunk with grape juice is the odd time poured most beautiful sky, see the radiance of our hearts are able to translate. Less tangible fahaman language, can be moved through the original song, which carries fitroh noble peace every human heart. That be felt like the music live in the depths of himself, in plain view of the flower, or the most beautiful lakes which have not been witnessed, yet you arungi.

As if there is no word either, all went just like the human procession into the smart world, who wants to watch his heart beat directly, the turmoil of his soul, there can not be translated missed, there can not miss interpreted; alamlah who recite the whole with the highest number of teaching for life .

Now do not hear my words, but absorb yourself, who was incarnate source of harmony, a harmony of hidden treasure. You raised the mountain turmoil reddish lava spewing eternity, like the face of dawn or twilight, for young poets, one who has been on the horizon of his life philosophy.

Heaven in the spirit permeates you feel now, no such perfect delicacy to read books of philosophy or anthropology, where the humanity within himself exploring ancient beauty, and ideas in progress, too, were terhadapi, a-brac perniknya grains spread knowledge in the crown of blessed affection.

As chemical reactions pendulum physics, what menggelinjak closely intertwined, granite launched from a height of power, on the ground that Java diselusupkan prestige in the eyes of a keris heritage. Here, what you do not understand the meaning can be understood by his own smile, which always expanding petals not visible to me, but be felt like a grain of snow melt in the eyes of the stone.

Science communication or any religious teaching that soothes the soul, though not yet seen a boy naked eye, but the atmosphere can be arrested as adults. Once the stages of feeling every day level increases, then execute commands with the flexibility beautiful heart, like a poem that infiltrate the deepest recesses, the presence of human values.

Will appear when studying botany, it has been able to breath pulsation said, as gently as increased sense of dignity by the roar of air, which rejuvenate the mind, like a conscience always purity, or count in astrology, who signed on the hills fingers, emit light memory at the age of each age-transition era.

If you are tired, take a breath slowly, or set your breathing, rhythm fulfill any of biology teaching the beauty of yoga. Is not the human self, there is a difficult mathematical formula diwedarkan, complex described, but the formula really dazzle silence creates, on a blind poet music keajaban get full.

Menyuntuki treasury whenever the subject of history or reingkarnasi, will appear first real lesson is to read and keep reading, describing the soul song, also peering keayuanmu even the same, read the self in them. And recurring symptoms of a certain law, which strengthens the opinion essential for the prosperity, when the earth was no longer described for human knowledge of the Will of the Absolute.

Yes, go to sleep now because it was late at night, and here a new beginning in the morning. There is air furnace, when you are sound asleep in a long blanket, my voice kept ringing, although not enough holes ears to hear. You now understand, how abundant poetry in your soul, which you could not express, because busy by singing the little guy. Which I hope to grow up quickly, so there’ll be eyes, beyond the presence this time.

#
Nurel Javissyarqi

Jalan-jalan kau lalui mencipta angin baru bagi dunia. Langit bersalam pucuk daun, bunga-bunga bersentuhan awan. Dan apa yang terdapat di bibir masa, lebih manis dari madu murni pegunungan utara. Hendak kemana kau tuju? Langkahmu lincah bagai kijang emas mencari pasangannya.

Ku coba menarik perasaanmu di sini, atas tanah kelahiran yang ku pijak memohon restu. Bahwa laut menghantarkan hati sampai yang dirindu, meski musim berlainan tetap utuh. Nyatanya musim hujan pun musim dingin serupa, ada kangen di pinggiran waktu, ketika semua kita serahkan pada alunan bumi, kian permai di padang warna.

Nafas yang menghantar saling mengerti, dan bulir-bulir pemahaman laksana angin tropis, melahirkan embun seperti hujan salju menidurkan daun-daun ke dalam dekapan nikmat sempurna. Oh, betapa jika kau mendengar alunanku berlangsung, kupastikan dirimu kian merona, oleh alunan suara batinku yang terdengar merdu, di sela-sela masa paling santun, di antara hawa terselubung indah. Dan tatapanmu kian malu-malu, atas kerlingan mataku yang memabukkan di setiap panggilan waktu, mengabadikan kata-kata ruh.

Rasakanlah detik-detik jantung yang kadang memburu serta pelan mengalung, kau tengah kuruapi yang kata orang terdahulu, adalah penujuman paling sakral dengan sebilah jarak tajam. Lepaskan segala denyut di kedalaman jiwamu, biarkan rontok mengikuti alunan gelombang syair yang tengah kupadatkan bersama waktu, sebab nyata diriku laki-laki turunan langit timur, yang dilahirkan keganjilan ruh gaib nenek moyang.

Kau mabuk bersama anggur perasan masa yang paling ganjil dituangkan langit terindah, lihat pancarannya mampu terjemahkan hati kita. Nyata kurang fahaman bahasa, dapat dipindahkan lewat nyanyian aslinya, yakni kedamaian luhur fitroh diemban tiap hati manusia. Yang terasakan seperti musik hidup di kedalaman diri, pandangan di padang bunga, atau danau terindah yang belum sempat disaksikan, belum kau arungi.

Seolah tiada kata entah, semua melangkah begitu saja bagai iring-iringan manusia ke pandai dunia, yang ingin menyaksikan langsung debaran hatinya, gejolak jiwanya, ada rindu tak dapat diterjemah, ada kangen tidak mampu ditafsirkan; alamlah yang melafalkan seluruh dengan sejumlah pengajaran tertinggi akan kehidupan.

Kini jangan mendengar kata-kataku, namun resapi dirimu, yang tengah menjelma sumber keselarasan, harmoni atas perbendaharaan tersembunyi. Kau mengangkat gejolak gunung keabadian memuntahkan lahar kemerah, bagai wajah fajar maupun senjakala, untuk para penyair muda, pun yang telah di ufuk masa falsafah hayatnya.

Surga meresap dalam sukma kau rasakan kini, ada kelezatan sempurna semisal membaca buku filsafat ataupun antropologi, di mana perikemanusiaan dalam diri menjelajahi keelokan purba, serta pemikiran yang tengah berlangsung pun sedang terhadapi, yang pernik-perniknya menebarkan bulir-bulir ilmu di ubun-ubun diberkahi kasih sayang.

Seperti reaksi kimia bandulan fisika, apa yang menggelinjak berjalin erat, batu granit diluncurkan dari ketinggian kuasa, di tanah Jawa itu diselusupkan pada mata pamor di sebilah keris pusaka. Di sini, apa yang tak kau mengerti mampu difahami dengan memaknai senyum sendiri, yang selalu mengembang kelopak-kelopaknya tidak tampak olehku, namun terasakan bagai bulir salju meleleh di mata batu.

Atau ilmu komunikasi pun pengajaran agama yang menyejukkan jiwa, meski belum sempat disaksikan mata telanjang seorang bocah, tapi atmosfirnya dapat ditangkap demikian dewasa. Begitu tahap-tahap tingkatan perasaan setiap hari bertambah, maka laksanakan perintah hatimu dengan keleluasaan indah, seperti puisi yang menyusup ke relung-relung terdalam, pada kehadiran nilai-nilai kemanusiaan.

Akan tampak ketika mempelajari ilmu tumbuh-tumbuhan, semuanya memiliki denyutan nafas pun mampu berucap, sehalus perasaan dinaikkan derajatnya oleh deburan udara, yang meremajakan fikiran, laksana nurani senantiasa bersuci, atau hitungan dalam ilmu perbintangan, yang tertanda pada bukit-bukit jemari, memancarkan cahaya ingatan pada usia setiap jaman-jaman peralihan.

Jika dirimu lelah, ambillah nafas dengan pelan-pelan atau atur pernafasan mu, seirama menunaikan pengajaran ilmu biologi pun keindahan yoga. Tidakkah dalam diri manusia, ada rumusan matematika yang sulit diwedarkan, rumit dijabarkan, tapi formulanya sungguh mempesonakan keheningan mencipta, pada seorang pujangga musik yang buta memperoleh keajaban purnama.

Manakala menyuntuki perbendaharaan sejarah ataupun perihal reingkarnasi, akan tampak nyata pelajaran pertama ialah membaca dan terus membaca, menjabarkan lagu jiwa, pun pula mengintip keayuanmu sama, membaca diri dalam diri mereka. Dan gejala berulang menjadi hukum tertentu, yang menguatkan pendapat demi kemakmuran hakiki, ketika bumi tak lagi menjabarkan pengetahuan bagi manusia atas Kehendak Mutlak.

Ya, tidurlah sekarang karena sudah larut malam, dan di sini baru mulai pagi. Ada hawa peleburan, ketika dirimu lelap dalam selimut panjang, suaraku terus terngiang, meski lubang telingamu tak cukup mendengar. Kau kini telah mengerti, betapa berlimpah sajak-sajak dalam jiwamu, yang tidak sempat kau ungkapkan, sebab sibuk oleh nyanyian si kecil. Yang kuharap lekas tumbuh dewasa, sehingga nanti ada tatapan mata, melebihi kehadiran kali ini.

Tinggalkan Balasan